Pada hari Kamis, tanggal 23 Desember 2010, tim KKN Samiran bersama tim KKN se-Kecamatan Selo mengadakan survey lokasi bersama-sama. Berkumpul di GSG Undip sebelum akhirnya berangkat pukul 09.00 WIB. Dalam perjalanan, rombongan tim survey melakukan touring menggunakan sepeda motor masing-masing. Tim KKN Desa Samiran diwakili oleh Ade Irma Hartati, Afrizal Achmad Gozali, Ardoni, Pambage Paksi Wiennata, dan Septia Faril Lukman.
Setalah sampai di Kantor Kecamatan Selo, tim KKN tiap Desa memisahkan diri untuk survey ke lokasi masing-masing desa dan dijadwalkan untuk berkumpul kembali jam 15.00 di Kantor Kecamatan untuk briefing temuan hasil survey.* * * * * * *
Adapun hasil survey yang diperoleh oleh tim KKN Desa Samiran adalah sebagai berikut:
- Kepala Desa Samiran bernama bapak Marzuki
- Desa Samiran memiliki sebuah kompleks bangunan yang difungsikan sebagai Balai Pelatihan Masyarakat (BPM) dan digunakan sebagai tempat penyuluhan serta pelatihan ketrampilan kepada masyarakat desa.
- Desa Samiran terbagi menjadi 10 dukuh (Ngaglik, )
- Mata pencahariaan utama penduduk adalah sebagai petani sayuran (wortel, buncis, kol, lobak, kembang kol, jipang) dan memiliki pepohonan yang dapat dipanen (kesemek dan strawberry).
- Desa Samiran adalah desa wisata dengan beberapa potensi obyek wisata yang dapat dikembangkan lebih baik.
- Beberapa turis Australia menyewa homestay di dusun Ngaglik dan digunakan saat mereka berwisata ke Desa Samiran.
- Terdapat pos pemantauan Merapi yang juga difungsikan sebagai tempat wisata.
- Rumah warga tidak mengalami kerusakan pasca-bencana letusan Gunung Merapi. Hanya beberapa lahan pertanian saja yang tertutup oleh debu Merapi, tetapi saat ini sudah dibersihkan warga sehingga dapat diugunakan kembali
- Karena tanaman pertanian mengalami kerusakan oleh debu Merapi, penduduk harus kembali memulai menanam lahan pertanian dengan bibit baru. Petani harus membeli bibit baru denan modal sendiri, Pemerintah belum memberikan bantuan bibit baru.
- Karena tanaman pertanian mengalami kerusakan oleh debu Merapi, penduduk harus kembali memulai menanam lahan pertanian dengan bibit baru. Petani harus membeli bibit baru denan modal sendiri, Pemerintah belum memberikan bantuan bibit baru.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah menulis pesan, kritik, atau pendapat Anda di kotak komentar.